JAKARTA - Kecurangan dan kejanggalan kerap kali
terjadi selama proses pemungutan suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu).
Karena itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) membutuhkan peran serta
masyarakat, tidak terkecuali mahasiswa dalam mengawasi pelaksakanaan
Pemilu 2014.
Demikian disampaikan Ketua Bawaslu Muhammad dalam
sambutan Launching Gerakan 1 Juta Relawan Pengawas Pemilu Bagi Pemilih
Pemula di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), belum lama ini.
Dalam acara tersebut, Bawaslu memberikan kartu ID-Card relawan pengawas
pemilu kepada tiga mahasiswa perwakilan peserta relawan.
Bawaslu
ingin melaksanakan pemilu yang bersih, berkualitas dan bermartabat. "Dan
mau tidak mau, peran mahasiswa dan kaum muda sangat dibutuhkan. Melalui
gerakan satu juta gerakan pengawas pemilu ini, Bawaslu berharap, pemilu
yang akan datang bisa lebih bersih dan tidak ada kecurangan atau
kebohongan lagi," ungkap Muhammad, seperti dinukil dari laman UMY, Kamis
(3/10/2013).
Muhammad menjelaskan kaum muda itu memiliki
kekuatan yang sangat berpengaruh dalam masyarakat. Kekuatan kaum muda
juga yang ternyata dapat mengalahkan kekuasaan, seperti peristiwa
reformasi pada 1998.
"Kaum muda itu yang memiliki kekuatan paling
kuat di masyarakat. Jadi kalau mahasiswa dan kaum muda ikut
berpartisipasi aktif dalam pengawasan pemilu nanti, maka
pemimpin-pemimpin di negeri ini akan diisi oleh orang-orang yang
berkualitas," paparnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Dewan
Perwakilan Daerah (DPD), Irman Gusman. Menurut Irman, kalau mahasiswa
ikut berpartisipasi aktif dalam gerakan tersebut akan berdampak pada
pemilihan anggota legislatif dan presiden yang berkualitas.
"Karena
di tangan pemuda itulah kita mengharapkan kejayaan di negeri ini. Masa
depan bangsa juga ditentukan oleh para pemuda, karena mereka memiliki
semangat muda untuk memajukan bangsa ini," ungkap Irman.
Dia
berharap, dengan adanya gerakan satu juta relawan pengawas pemilu
tersebut dapat menggerakkan seluruh elemen masyarakat untuk bisa
berpartisipasi dalam setiap pemilihan. Mahasiswa dan kaum muda juga
tidak hanya terlibat dalam pemilihannya saja, tapi juga dalam
pengawasannya.
"Agar petugas pemilu atau pemimpin yang nantinya
dipilih itu bisa betul-betul menjalankan tugas yang diamanahkan kepada
mereka," tuturnya.
Sementara itu, mantan Ketua Bawaslu Bambang
Eka Cahya WIdodo menyebut, pemilu yang bersih, berkualitas, dan
bermartabat itu harus menjadi mindset bagi semua masyarakat. Sehingga
gerakan berikutnya dapat dijalankan secara sukarela. Karena gerakan ini
merupakan gerakan sosial.
"Namun, hal ini juga butuh partisipasi
dari semua elemen masyarakat. Dan di sinilah tugas mahasiswa atau kaum
muda untuk mengajak masyarakat tersebut," kata Bambang.
Dosen
Ilmu Pemerintahan FISIPOL UMY itu menambahkan, banyak model kecurangan
yang terjadi pada proses pemilihan yang bisa diawasi oleh mahasiswa.
Kecurangan itu bisa dalam bentuk menghalangi orang lain untuk memilih,
penghitungan suara yang dilebihkan atau dikurangi, atau membeli undangan
pemilih lain agar tidak bisa menggunakan hak suara mereka.
"Di
sini, tugas para relawan ini menjadi bisa efektif mencegah hal-hal
tersebut terjadi. Anda bisa memotret atau merekam kecurangan-kecurangan
itu dan hasilnya bisa dikirimkan langsung kepada Bawaslu provinsi atau
pusat. Rekan-rekan mahasiswa bisa jadi sangat efektif membantu mengawasi
apa yang terjadi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) itu hanya dengan
menggunakan handphone yang kalian miliki," ujarnya. (rfa)J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar